Rabu, 22 April 2009


Profil Kandank Jurank Doank

Beratap langit. Sawah hijau terbentang. Rindang pohon. Tenangnya empang. Berdampingan dengan hilir mudiknya kereta dan mobil di jalan tol sebelah. Hari ini, lahirlah Sekolah Alam Jurank DOANK!

Bukan seorang konglomerat. Bukan pula seorang yang miskin. Hanya manusia biasa dengan julukan artis atau seniman. Berbekal tekad, pengorbanan waktu serta dorongan alam, dikDOANK berhasil menyelesaikan proyek terbarunya. JurankDOANK berdiri sebagai ‘rumah belajar’ untuk anak-anak kampung disekitar rumahnya di pinggir kota Jakarta.

dik hanya ingin anak-anak sekitar yang masih banyak tinggal di sekitar sawah mempunyai semacam rumah bermain sambil belajar. Tempat dimana mereka bisa menghabiskan waktunya untuk membaca, bermain atau sekedar melewatkan hari. Diharapkan dengan adanya tempat yang aman dan bermanfaat tersebut akan menjauhkan dari hal-hal yang negatif dalam meluangkan waktu kosong mereka.

Tidak banyak tenaga maupun dana. Dasar jiwa seniman. Berbekal bambu dan bahan alami lainnya, dik berhasil menyulap satu tempat buang jin menjadi tempat yang nyaman bagi para warga sekitar. Terutama bagi anak-anak.
Dalam hal materi maupun kemampuan saya yakin banyak diantara kita yang lebih beruntung dari seorang dikDOANK. Tapi sanggupkah diri ini mengalahkan semua ego dan godaan dunia untuk membantu yang masih membutuhkan?

dik memilih tidak hanya bekerja keras untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Dia berpikir lebih luas lagi. Dia memilih untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi kelak anak-anaknya nanti tumbuh berkembang. Lingkungan dimana semua anak bisa menikmati pendidikan. Kelak dengan bekal pendidikan tadi mereka bisa dengan damai hidup berdampingan. Bahu membahu membangun bangsanya menjadi lebih baik lagi.
Mungkin kita juga hanya manusia biasa dengan julukan pelajar, mahasiswa, karyawan, manager, atau CEO. Sanggupkah kita melakukannya? Sanggup. Adakah waktu kita melakukannya? Ada. Siapa yang akan membantu kita? Kita semua.

Karena tidak pernah ada kata “TIDAK” untuk anak-anak Indonesia. Masa depan Indonesia yang lebih indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar