Jumat, 10 April 2009

Naik Turun Jurank .. Sungguh Menyenangkan !! (PART 1)


Dua jam yang lalu, kami masi mencari-cari lokasi sebuah tempat yang akan kami gunakan untuk menyenangkan hati para anak-anak jalanan. Tempatnya hijau, diiringi kicau burung dan lambaian daun pohon kelapa nan indah.

Kedatangan kami ditempat ini disambut oleh seorang sukarelawan bernama Ricky. Kami diajak berjalan-jalan diseputar kompleks lokasi.

Melihat-lihat Flying Fox, Tambang Monyet, Perahu Kampret,dll. Suasana nya masih sangat pedesaan dikelilingi persawahan dan jurang yang mengingatkan kita pada alam. “Huff! Sudah lama aq tak melihat suasana seasri ini” ujarku dalam hati. Sembari beerbincang dengan sang pemandu (Mas Ricky, terima kasih Mas!) kami membayangkan akan seperti apa kenyataannya nanti. Pasti menyenangkan! (AMIN!!)

Seusai berkeliling dan melihat objek wisata alam indah itu, kami menemui seorang volunteer (bahasa kerennya!) lainnya bernama Utie. Kami memanggilnya Mba Utie. Orangnya kecil, putih dan senang memainkan rambutnya yang terus menerus menutupi matanya. Mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak, ia dengan ramah melayani dan mendengarkan konsep acara kami. Sempat beberapa kali ia bolak-balik ke sebuah ruangan hanya untuk mengambil kalender yang sudah penuh diisi goresan tinta para volunteer disana (sepertinya begitu..dari apa yang saya liat yah! Maaf kl salah!)

Sementara berbincang-bincang dengan Mba Utie, aku malah sibuk mencari jejak semut kecil merah yang terus menerus menaiki lengan atasku(ugh! Sedikit gatal). Tapi tetap fokus (acaranya untuk umum! Begitu kalau tidak salah dengar). Setelah perbincangan yang panjang dan proposal acara yang belum rampung seutuhnya, kami berpamitan sambil berjanji akan segera mengkonfirmasi acara kami dalam waktu cepat.

Sebelum pulang, dua diantara kami (Bowo dan Dhyni) sempat masuk kedalam sebuah Museum Karya Pustaka, galeri karya-karya hasil anak murid sekolah alam. Setiap orang yang masuk diharuskan membayar Rp. 2.500.- yang nantinya akan digunakan sebagai biaya operasional fasilitas disana (seperti menambah ketersediaan buku-buku).

Kami mulai berjalan menuju arah tempat mobil kami diparkir. Memasuki mobil, menyalakan mesin dan cabut cuy!. Disini perut kami mulai keroncongan dan mulai merencanakan beberapa restoran untuk tempat kami mengisi perut yang sudah kosong ini. Tapi sebelumnya kami harus mengisi bensin si Kijang Biru yang kami tumpangi ini. “Woy! kumpulin duit, donk” ujar Dicky.

Saat itu matahari terik dan tak ada satupun yang ingin keluar sekedar untuk mebayar uang bensin. Bowo pun berinisiatif membuka kaca dan berkata, “isi bensin 70ribu ,Mas” perintah Bowo kepada petugas bensin setempat.

Melewati jalan tol yang naik turun dan bunyi kursi belakang (tempat Apri duduk) tak juga diam (bunyinya menyerupai balon yang digesek-gesekkan..NGILU ABIS!). Singkat cerita, sampailah kami disebuah “Rumah Makan Suroboyo”. Makan dan minum mulai dipesan satu persatu. Walau aku tidak ikut makan karena harus mengobservasi seluruh kegiatan tapi sungguh menyenangkan karena banyak hal unik yang dapat diperhatikan.

INTERMEZZO, kawan! (Huff! Sejujurnya otakku agak sulit berpikir karena sekarang dihadapanku ada sebungkus Smax Ring lezat yang memanggil-manggil namaku). nMaurine Mawardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar